Minggu, 06 Maret 2016

RIFAMPICIN

RIFAMPICIN

Komposisi
Tiap kafsul mengandung rifampicin 300mg.
Tiap kafsul mengandung rifampicin 450mg
Tiap tablet salut selaput mengandung rifampicin 600mg

Cara kerja obat
Rifampicin adalah antibiotika oral dengan daya bakterisida terhadap mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium leprae. Rifampicin tidak menunjukan resistensi silang dengan antibiotika yang lain. Akan tetapi terjadinya resistensi cukup besar selama pengobatan. Karena itu harus diberikan bersama obat antituberclosis yang lain, seperti isoniazid dan atau ethambutol. Pengobatan berkala sebaiknya dilakukan secara berhati-hati. Mekanisme kerja rifampicin adalah menghambat kerja enzym polimerase RNA yang DNA -dependent, sehingga sintesa RNA di hambat. Penghambatan ini bekerja secara spesifik pada sub unit enzim polimerase kuman, tetapi tidak menghambat polimerase enzim kuman mamalia. Kadar maksimum dalam darah tercapai 2 - 4 jam dan tetap tinggi paling tidak selama 6 jam, dengan penyebaran yang baik di semua jaringan dan cairan tubuh.
Rifampicin diekresikan melalui empedu dan urin.

Indikasi
Tuberkulosis : pemakaian sebaiknya di kombinasikan paling tidak dengan satu macam obat antituberkulosis lain, dengan tujuan untuk mencegah timbulnya resistensi kuman yang cepat dan untuk mempercepat penyembuhan
Lepra : Diindikasikan untuk lepra tipe lepramatous dan dimorphous, juga pada penderita lepra tipe lain yang telah resisten atau intoleran terhadap antileprotik yang lain.

Posologi
Untuk pengobatan tuberkulosis dan lepra : Dewasa sehari 10 - 20 mg per kg berat badan, untuk penderita dengan gangguan fungsi hati, dosis tidak boleh lebih dari 8 mg per kg berat badan. Anak - anak : sehari 10 - 20 mg per kg berat badan, maximum 600 mg sehari. Pemberian obat 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.

Peringatan dan perhatian
Rifampisin tidak dianjurkan untuk wanita hamil, karena zat dapat menembus plasenta. Pada penderita gangguan fungsi hati sebaiknya dilakukan uji terhadap fungsi hati sebelum dan selama pengobatan. Rifampicin atau metabolitnya dapat menyebabkan air seni, tinja, air liur, keringat, dahak, dan air mata berwarna merah jingga. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati secara periodik bila diberikan secara bersama - sama dengan obat lain yang bersifat hepatotoksik atau jika timbul gejala ikterus. Rifampicin dapat menekan efek antikoagulan kumarin oral, oleh sebab itu perlu di periksa waktu prothrombin. Keamanan pemakain pada wanita menyusui belum diketahui dengan pasti. Pada pasien tertentu, penggunaan dosis tinggi intermiten menimbulkan resiko hipersensitivitas renal.

Efek Samping
Reaksi yang timbul dapat berupa reaksi alergi dengan gejala - gejala demam, gatal-gatal, ultikaria, berbagai jenis ruam kulit, eosinofilia, radang mulut dan lidah, hemolissis, hemoglobinuria, hematuria, dan kegagalan ginjal akut. Pada pemberian secara Intermitten, rifampicin dapat menimbulkan berbagai gejala gejala ini biasanya timbul setelah 2 - 3 jam pemberian obat di pagi hari dan gejala tersebut akan hilang pada sore hari. Gangguan saluran cerna : mual, muntah, dan diare. Gangguan SSP : sakit kepala, vertigo, ataksia, gangguan visual, parestesia, trombosit openia, leukopenia, anemia hemolitik.

Kontra Indikasi
Kontra indikasi terjadi pada penderita hipersensitif terhadap rifampicin, penderita dengan gangguan saluran empedu, pada bayi baru lahir fan bayi prematur, serta trimester pertama pada kehamilan.

Interaksi obat
Rifampisin dapat menginduksi enzim microsomal, sehingga mempercepat inaktivasi beberapa macam obat lain, seperti obat antikoagulan oral golongan kumarin, obat oral kontrasepsi. Kombinasi rifampicin dengan obat antituberkulosis lain dapat mempengaruhi konsentrasi dalam darah beberapa macam obat seperti metadon, oral hipoglikemik, turunan digitalis, dapson dan kortikosteroid. Pemberian PAS bersama - sama dengan rifampisin, dapat menghambat absorpsi rifampicin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar